Sebutkan Ciri-Ciri Pendidikan Kolonial Belanda Yang Diterapkan Di Indonesia –
Pendidikan Kolonial Belanda yang diterapkan di Indonesia dikenal sebagai sebuah sistem yang menuntut subjektifitas masa lalu. Berbeda dengan pendidikan yang diterapkan saat ini, sistem pendidikan Kolonial Belanda memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakannya.
Pertama, pendidikan Kolonial Belanda memiliki tujuan yang jelas. Tujuannya adalah untuk membentuk generasi baru yang memiliki mentalitas yang sama dengan bangsa Belanda. Dengan demikian, pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia bertujuan untuk membentuk generasi yang lebih loyal terhadap pemerintah Belanda.
Kedua, sistem pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia juga didasarkan pada sistem klasifikasi yang ketat. Kelas terbagi menjadi tiga: kasta bangsawan, kasta menengah, dan kasta bawah. Kelas ini menentukan bagaimana seseorang dipandang oleh masyarakat.
Ketiga, sistem pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia juga didukung oleh bahasa Belanda. Bahasa Belanda digunakan sebagai bahasa utama dalam proses pengajaran. Bahasa Belanda juga digunakan untuk melakukan komunikasi antara guru dan siswa.
Keempat, materi pembelajaran yang diajarkan dalam pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia juga berbeda dengan materi yang diajarkan saat ini. Materi pembelajaran di sekolah-sekolah Kolonial Belanda di Indonesia diutamakan untuk membentuk mentalitas yang loyal terhadap pemerintah Belanda.
Kelima, pendidikan Kolonial Belanda juga menganut sistem perbudakan. Sistem ini mengharuskan siswa untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pendidikan. Pekerjaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa siswa lebih loyal kepada pemerintah Belanda.
Keenam, sistem pengajaran yang diterapkan dalam pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia juga lebih bersifat teokratis. Artinya, pengajaran diawali dengan pelajaran agama dan moral. Hal ini bertujuan untuk membentuk generasi yang lebih beriman.
Ketujuh, dalam sistem Pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia juga diterapkan sistem diskriminasi gender. Siswa laki-laki dipandang lebih tinggi daripada siswa perempuan dan hanya siswa laki-laki yang diizinkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Demikianlah ciri-ciri pendidikan Kolonial Belanda yang diterapkan di Indonesia. Pendidikan ini memiliki tujuan yang jelas, sistem klasifikasi yang ketat, bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar, materi pembelajaran yang khusus, sistem perbudakan, sistem pengajaran teokratis dan sistem diskriminasi gender. Pendidikan Kolonial Belanda ini menjadi salah satu bagian penting dari sejarah pendidikan Indonesia.
Daftar Isi :
- 1 Penjelasan Lengkap: Sebutkan Ciri-Ciri Pendidikan Kolonial Belanda Yang Diterapkan Di Indonesia
- 1.1 1. Pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia memiliki tujuan yang jelas untuk membentuk generasi baru yang memiliki mentalitas yang sama dengan bangsa Belanda.
- 1.2 2. Sistem pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia didasarkan pada sistem klasifikasi yang ketat, yang membedakan seseorang berdasarkan kelas sosial.
- 1.3 3. Bahasa Belanda digunakan sebagai bahasa utama dalam proses pengajaran di sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia.
- 1.4 4. Materi pembelajaran pada sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia diutamakan untuk membentuk mentalitas yang loyal terhadap pemerintah Belanda.
- 1.5 5. Pendidikan Kolonial Belanda juga menganut sistem perbudakan, yang mengharuskan siswa untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pendidikan.
- 1.6 6. Sistem pengajaran yang diterapkan dalam pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia lebih bersifat teokratis, yang menganut pelajaran agama dan moral.
- 1.7 7. Sistem diskriminasi gender juga diterapkan, yang menganggap siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan.
Penjelasan Lengkap: Sebutkan Ciri-Ciri Pendidikan Kolonial Belanda Yang Diterapkan Di Indonesia
1. Pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia memiliki tujuan yang jelas untuk membentuk generasi baru yang memiliki mentalitas yang sama dengan bangsa Belanda.
Pendidikan kolonial Belanda yang diterapkan di Indonesia adalah bentuk pengaruh Belanda terhadap Indonesia, yang berlangsung sejak abad ke-17 hingga abad ke-20. Belanda memiliki tujuan untuk membentuk generasi baru di Indonesia yang memiliki mentalitas yang sama dengan bangsa Belanda. Tujuan ini dicapai melalui pendidikan kolonial Belanda yang menekankan pentingnya menghargai budaya Belanda dan menghormati kolonialisme Belanda. Pendidikan kolonial Belanda di Indonesia memiliki beberapa ciri yang membedakannya dari sekolah-sekolah di Indonesia saat ini.
Pertama, pendidikan kolonial Belanda di Indonesia menekankan penggunaan bahasa Belanda. Bahasa Belanda adalah bahasa resmi yang digunakan di sekolah-sekolah kolonial Belanda. Ini berarti bahwa semua pelajaran diajarkan dan dibaca dalam bahasa Belanda. Bahasa Belanda juga digunakan di sekolah untuk menjelaskan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh bangsa Belanda.
Kedua, pendidikan kolonial Belanda di Indonesia menekankan pentingnya menghormati dan menghargai budaya Belanda. Mereka menekankan pentingnya budaya Belanda dengan cara mengajarkan sejarah Belanda, politik Belanda, dan budaya Belanda di sekolah. Mereka juga mengajarkan bahwa kebudayaan dan nilai-nilai Belanda harus dihargai dan dianut oleh anak-anak Indonesia.
Ketiga, pendidikan kolonial Belanda di Indonesia menekankan pentingnya menghormati kolonialisme Belanda. Mereka mengajarkan bahwa Indonesia adalah bagian dari kolonialisme Belanda dan bahwa anak-anak Indonesia harus menghormati dan menghargai penguasa Belanda. Mereka juga mengajarkan bahwa anak-anak Indonesia harus menghormati hak-hak Belanda sebagai penguasa kolonial.
Keempat, pendidikan kolonial Belanda di Indonesia menekankan pentingnya membentuk generasi baru yang memiliki mentalitas yang sama dengan bangsa Belanda. Mereka mengajarkan bahwa anak-anak Indonesia harus menghargai dan menghormati nilai-nilai dan norma-norma Belanda. Mereka juga mengajarkan bahwa anak-anak Indonesia harus mengenal dan menghormati budaya Belanda.
Pendidikan kolonial Belanda di Indonesia memiliki tujuan yang jelas untuk membentuk generasi baru yang memiliki mentalitas yang sama dengan bangsa Belanda. Tujuan ini dicapai melalui beberapa ciri yang membedakannya dari sekolah-sekolah di Indonesia saat ini, yaitu penggunaan bahasa Belanda, menekankan pentingnya menghargai dan menghormati budaya Belanda, menekankan pentingnya menghormati kolonialisme Belanda, dan menekankan pentingnya membentuk generasi baru yang memiliki mentalitas yang sama dengan bangsa Belanda. Dengan demikian, pendidikan kolonial Belanda di Indonesia memiliki tujuan untuk membentuk generasi baru yang lebih terbuka, toleran, dan memiliki perasaan persatuan dengan bangsa Belanda.
2. Sistem pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia didasarkan pada sistem klasifikasi yang ketat, yang membedakan seseorang berdasarkan kelas sosial.
Sistem pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia dibangun berdasarkan sistem klasifikasi yang ketat. Klasifikasi tersebut didasarkan pada kelas sosial yang menjadi standar untuk masyarakat di bawah kekuasaan Belanda. Mereka menganggap bahwa hanya anak-anak dari kelas sosial yang lebih tinggi yang layak untuk menyelesaikan pendidikan formal. Setiap anak harus melewati tahap-tahap klasifikasi yang diatur dalam sistem pendidikan.
Dalam sistem klasifikasi ini, anak-anak yang berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi akan mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Di atas itu, mereka juga mendapatkan akses ke jenis pelajaran dan fasilitas pendidikan yang lebih baik. Anak-anak dari kelas sosial yang lebih rendah akan mendapatkan pendidikan yang lebih sederhana. Mereka tidak mendapatkan akses ke jenis pelajaran dan fasilitas yang sama dengan anak-anak dari kelas sosial yang lebih tinggi.
Klasifikasi ini juga digunakan untuk memisahkan anak-anak yang berasal dari masyarakat yang berbeda. Anak-anak dari kelas sosial yang lebih tinggi akan memiliki akses ke sekolah-sekolah yang lebih baik, sedangkan anak-anak dari kelas sosial yang lebih rendah akan memiliki akses ke sekolah-sekolah yang lebih sederhana. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar anak-anak dari kelas sosial yang lebih tinggi mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Selain itu, sistem pendidikan Kolonial Belanda juga mengatur bagaimana anak-anak dari kelas sosial yang lebih tinggi harus berperilaku. Mereka harus mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Belanda dan harus menyesuaikan diri dengan budaya yang dianut oleh Belanda. Anak-anak dari kelas sosial yang lebih rendah tidak diwajibkan untuk mematuhi peraturan-peraturan tersebut dan mereka tidak dianjurkan untuk mengikuti budaya Belanda.
Sistem klasifikasi yang telah dijelaskan di atas merupakan salah satu ciri pendidikan Kolonial Belanda yang diterapkan di Indonesia. Sistem ini mengatur bagaimana anak-anak dari kelas sosial yang berbeda harus mendapatkan pendidikan yang berbeda. Sistem ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak dari kelas sosial yang lebih tinggi mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
3. Bahasa Belanda digunakan sebagai bahasa utama dalam proses pengajaran di sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia.
Bahasa Belanda merupakan salah satu ciri utama pendidikan Kolonial Belanda yang diterapkan di Indonesia. Dengan pengajaran bahasa Belanda, para siswa dapat memperoleh akses ke informasi dan pengetahuan yang tersedia dalam bahasa asing.
Ketika Belanda menjajah Indonesia, Belanda menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa utama dalam proses pengajaran di sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia. Bahasa Belanda digunakan untuk mengajarkan berbagai materi seperti sejarah, geografi, matematika, dan bahasa. Ini merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan pengetahuan siswa tentang Belanda dan tentang budaya yang juga diterapkan di Indonesia.
Penerapan bahasa Belanda juga berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia. Penerapan bahasa Belanda sebagai bahasa utama dalam proses pengajaran di sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia telah membantu mengembangkan bahasa Indonesia. Ini dapat dilihat dari berbagai kata-kata yang berasal dari bahasa Belanda yang masuk ke dalam bahasa Indonesia.
Selain itu, penerapan bahasa Belanda juga memberikan beberapa keuntungan kepada siswa. Dengan menggunakan bahasa Belanda, para siswa dapat mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis bahasa Belanda. Hal ini juga membantu para siswa untuk memahami bahasa Belanda lebih lanjut dan meningkatkan kemampuan mereka untuk membaca dan menulis dalam bahasa Belanda.
Kesimpulannya, penerapan bahasa Belanda sebagai bahasa utama dalam proses pengajaran di sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia telah membantu dalam memperluas pengetahuan siswa tentang Belanda dan budaya di Indonesia. Bahasa Belanda juga telah membantu dalam pengembangan bahasa Indonesia dan memungkinkan para siswa untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis dalam bahasa Belanda.
4. Materi pembelajaran pada sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia diutamakan untuk membentuk mentalitas yang loyal terhadap pemerintah Belanda.
Pendidikan Kolonial Belanda yang diterapkan di Indonesia merupakan sebuah sistem pendidikan yang dibangun oleh pemerintah Belanda ketika menjajah Indonesia. Pendidikan ini ditujukan untuk membentuk mentalitas masyarakat Indonesia yang loyal terhadap pemerintah Belanda. Pendidikan Kolonial Belanda memiliki beberapa ciri-ciri, di antaranya adalah:
1. Sistem pemerintahan dan pengaturan. Sistem pengaturan pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia dirancang untuk membangun suatu sistem yang mengikuti model pemerintahan Belanda. Ini berarti bahwa sistem peraturan yang berlaku di sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia ditujukan untuk membentuk mentalitas yang loyal terhadap pemerintah Belanda.
2. Filosofi pendidikan. Filosofi pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia didasarkan pada gagasan bahwa pendidikan merupakan salah satu cara untuk membentuk masyarakat yang loyal terhadap pemerintah Belanda. Pendidikan digunakan sebagai alat untuk mengkondisikan mentalitas masyarakat Indonesia agar mereka loyal terhadap pemerintah Belanda.
3. Materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia diutamakan untuk membentuk mentalitas yang loyal terhadap pemerintah Belanda. Materi yang diajarkan di sekolah-sekolah ini didesain untuk memberikan pemahaman tentang pemerintahan Belanda, serta memastikan bahwa siswa memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara Belanda. Materi tersebut meliputi sejarah Belanda, peraturan pemerintahan Belanda, hak dan kewajiban warga negara Belanda, dan lain-lain.
4. Metode pengajaran. Metode pengajaran pada sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia didasarkan pada pengajaran yang dikembangkan oleh para pakar Belanda. Metode pengajaran ini didesain untuk membantu siswa memahami dan menghayati ajaran-ajaran Belanda. Metode pengajaran ini juga disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa agar mereka dapat menyerap materi dengan baik.
Meskipun sekolah-sekolah pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia telah dibubarkan, namun mentalitas yang ditanamkan oleh sekolah-sekolah tersebut masih terasa hingga saat ini. Mentalitas yang loyal terhadap pemerintah Belanda masih terlihat dari beberapa komunitas masyarakat di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan Kolonial Belanda memang berhasil menanamkan mentalitas yang loyal terhadap pemerintah Belanda di kalangan masyarakat Indonesia.
5. Pendidikan Kolonial Belanda juga menganut sistem perbudakan, yang mengharuskan siswa untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pendidikan.
Pendidikan Kolonial Belanda merupakan salah satu bentuk pendidikan yang sempat diterapkan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Sistem pendidikan ini memiliki ciri khas tersendiri dan berbeda dengan pendidikan yang diterapkan saat ini. Salah satu ciri utama yang paling menonjol dari pendidikan kolonial Belanda adalah sistem perbudakan yang diterapkan di sekolah-sekolah tersebut. Sistem ini memungkinkan para siswa untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pendidikan, seperti menyapu lantai, menyiram tanaman, dan mencuci pakaian.
Dengan sistem perbudakan ini, para siswa diharuskan untuk melakukan berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan pendidikan. Bahkan, para siswa diperbolehkan untuk membantu guru-guru dalam menyelesaikan tugas mereka. Hal ini merupakan salah satu cara yang digunakan Belanda untuk memastikan bahwa para siswa di sekolah-sekolah tersebut memiliki pemahaman yang lebih baik tentang materi yang diajarkan.
Selain melakukan berbagai pekerjaan pendidikan, para siswa juga diharuskan untuk melakukan berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari seperti mencuci pakaian, memasak, dan menyiram tanaman. Hal ini merupakan upaya Belanda untuk memastikan bahwa para siswa di sekolah-sekolah tersebut memiliki keterampilan yang diperlukan untuk bisa bertahan hidup di lingkungan mereka.
Pada masa kolonialisme Belanda, pendidikan kolonial Belanda juga memiliki kurikulum yang dibuat untuk mempromosikan nilai-nilai Belanda di sekolah-sekolah tersebut. Kurikulum ini terdiri dari pelajaran seperti sejarah Belanda, bahasa Belanda, dan agama Belanda. Hal ini merupakan cara yang digunakan Belanda untuk memastikan bahwa para siswa di sekolah-sekolah tersebut memiliki pemahaman yang baik tentang nilai-nilai dan budaya Belanda.
Pendidikan kolonial Belanda juga menganut sistem perbudakan, yang mengharuskan siswa untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pendidikan. Hal ini merupakan salah satu cara yang digunakan Belanda untuk memberikan pelajaran kepada para siswa tentang kehidupan sehari-hari. Dengan sistem ini, para siswa diharuskan untuk melakukan berbagai pekerjaan, seperti menyapu lantai, menyiram tanaman, dan mencuci pakaian. Dengan begitu, para siswa di sekolah-sekolah tersebut akan dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh Belanda.
Pendidikan kolonial Belanda memiliki ciri khas tersendiri dan berbeda dengan pendidikan saat ini. Sistem perbudakan yang diterapkan di sekolah-sekolah tersebut merupakan salah satu ciri utama yang menonjol dari pendidikan kolonial Belanda. Dengan sistem ini, para siswa diharuskan untuk melakukan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan pendidikan, seperti menyapu lantai, menyiram tanaman, dan mencuci pakaian. Selain itu, kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah tersebut juga dirancang untuk mempromosikan nilai-nilai dan budaya Belanda.
6. Sistem pengajaran yang diterapkan dalam pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia lebih bersifat teokratis, yang menganut pelajaran agama dan moral.
Pendidikan Kolonial Belanda yang diterapkan di Indonesia merupakan bentuk pendidikan yang dibawa oleh Belanda saat menjajah Indonesia. Mereka mencoba untuk mengubah pola pendidikan yang telah ada di Indonesia selama bertahun-tahun dan memasukkan pendidikan kolonial Belanda yang berbeda. Pendidikan kolonial Belanda di Indonesia berfokus pada pembelajaran yang bertujuan untuk mempromosikan kepentingan Belanda di Indonesia. Salah satu ciri pendidikan kolonial Belanda yang diterapkan di Indonesia adalah sistem pengajaran yang diterapkan dalam pendidikan kolonial Belanda di Indonesia lebih bersifat teokratis, yang menganut pelajaran agama dan moral.
Pengajaran teokratis di Indonesia didasarkan pada pengajaran agama dan moral yang diterapkan oleh Belanda untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai agama mereka. Hal ini bertujuan untuk mengikis kebudayaan lokal Indonesia sehingga Belanda dapat lebih mudah memerintah. Agama yang diajarkan di sekolah-sekolah Belanda adalah Kristen Protestan, dan pengajaran agama terfokus pada moral dan nilai-nilai Kristen.
Nilai-nilai dan moral Kristen yang diajarkan di sekolah-sekolah Belanda tidak hanya berasal dari agama Kristen saja, tetapi juga dari nilai-nilai dan moral yang dianggap diperlukan oleh Belanda untuk mengikis sejarah dan nilai-nilai budaya lokal Indonesia. Belanda berusaha untuk mengajarkan nilai-nilai seperti ketaatan, disiplin, dan kesetiaan terhadap pemerintah dan raja Belanda di Indonesia.
Pendidikan kolonial Belanda di Indonesia juga mencakup pelajaran tentang keterampilan teknis dan intelektual yang dibutuhkan untuk mengembangkan sektor industri dan ekonomi Belanda di Indonesia. Pelajaran tersebut difokuskan pada pengajaran tentang keterampilan seperti perkantoran, teknik, dan matematika. Belanda juga mencoba untuk mengajarkan bahasa Belanda di sekolah-sekolah di Indonesia, meskipun ini tidak terlalu umum dan tidak banyak yang bisa belajar bahasa Belanda dengan baik.
Pendidikan kolonial Belanda di Indonesia juga mencakup pelajaran tentang sejarah Belanda dan sejarah Indonesia. Belanda menggunakan pelajaran sejarah ini untuk mengklaim bahwa Indonesia telah lama menjadi bagian dari kepentingan Belanda dan mereka telah lama menjajah Indonesia. Ini adalah cara Belanda untuk mempromosikan kepentingan mereka di Indonesia.
Meskipun pendidikan kolonial Belanda di Indonesia berorientasi pada promosi kepentingan Belanda, pendidikan kolonial Belanda juga memiliki poin positif. Pendidikan kolonial Belanda di Indonesia menyediakan peluang bagi warga Indonesia untuk mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual mereka dan mencari pekerjaan lebih baik. Selain itu, pendidikan kolonial Belanda juga menyediakan kesempatan bagi warga Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan lebih tinggi.
Oleh karena itu, sistem pengajaran yang diterapkan dalam pendidikan kolonial Belanda di Indonesia lebih bersifat teokratis, yang menganut pelajaran agama dan moral. Dengan pengajaran teokratis, Belanda berusaha untuk melestarikan nilai-nilai agama dan moral Belanda di Indonesia, serta mengajarkan keterampilan industri dan intelektual yang diperlukan untuk mengembangkan ekonomi dan industri Belanda di Indonesia. Meskipun demikian, pendidikan kolonial Belanda juga berfokus pada mempromosikan kepentingan Belanda di Indonesia.
7. Sistem diskriminasi gender juga diterapkan, yang menganggap siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan.
Pendidikan kolonial Belanda di Indonesia merupakan salah satu bentuk pengaruh Belanda di Indonesia. Pendidikan kolonial merupakan bentuk dari penguasaan Belanda untuk membentuk dan mempengaruhi masyarakat Indonesia. Pendidikan kolonial Belanda diterapkan di Indonesia dengan menggunakan sistem pendidikan yang didasarkan pada budaya dan nilai-nilai Barat. Sistem pendidikan ini lebih fokus pada pengetahuan umum dan teknis, dan tidak membahas kebudayaan, sejarah, dan nilai-nilai Indonesia.
Salah satu ciri utama pendidikan kolonial Belanda adalah sistem diskriminasi gender. Sistem ini menganggap siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan, dan pendidikan kolonial Belanda juga membedakan hak dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, siswa laki-laki diwajibkan mengikuti pelajaran yang lebih kompleks dan teknis, sementara siswa perempuan hanya diajarkan hal-hal seperti menjahit dan memasak. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa laki-laki untuk menjadi kepala keluarga dan pemimpin di masa depan.
Selain itu, pendidikan kolonial Belanda juga membedakan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam hal pakaian. Siswa laki-laki harus memakai pakaian formal, sementara siswa perempuan harus memakai pakaian yang lebih sederhana dan sopan. Pemberlakuan aturan ini bertujuan untuk menjaga harga diri siswa perempuan dan menjaga kesopanan di sekolah.
Sistem diskriminasi gender juga diterapkan dalam pemberian kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Siswa laki-laki dianggap lebih berhak untuk melanjutkan pendidikan hingga ke universitas, sementara siswa perempuan hanya diizinkan untuk melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat SMA. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa laki-laki untuk menjadi kepala keluarga dan pemimpin di masa depan.
Jadi, sistem diskriminasi gender adalah salah satu ciri pendidikan kolonial Belanda yang diterapkan di Indonesia. Sistem ini menganggap siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan, dan membedakan hak dan tanggung jawab antara keduanya. Sistem ini juga membedakan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam hal pakaian dan pemberian kesempatan pendidikan. Sistem ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa laki-laki untuk menjadi kepala keluarga dan pemimpin di masa depan.