Mengapa Yesus Berseru Eli Eli Lama Sabakhtani –
Mengapa Yesus Berseru Eli Eli Lama Sabakhtani? Apa yang ada di balik lafal yang seolah berteriak dari tingkat penderitaan yang tak terbayangkan?
Yesus adalah Anak Allah yang disembah dan diagungkan oleh orang-orang yang mencintainya. Dia menderita dengan cara yang tak terbayangkan, dikorbankan demi keselamatan umat manusia. Ia menderita sakit, kelaparan, dan penolakan sebelum dihukum mati di kayu salib.
Ketika Yesus menjalani penderitaan, Dia berseru dengan lafal Eli Eli Lama Sabakhtani. Ini adalah ungkapan yang berasal dari bahasa Ibrani yang berarti ‘Tuhanku, Tuhanku, Mengapa Engkau meninggalkan Aku?’. Ini adalah ungkapan keputusasaan yang menyiratkan bahwa Yesus merasa sedih, bahwa Dia merasa seolah-olah Dia telah ditinggalkan oleh Allah.
Yesus mengerti bahwa Allah tidak pernah meninggalkan Dia, tetapi Dia merasa seperti Dia telah ditinggalkan ketika Dia menderita penderitaan yang luar biasa. Selama penderitaan itu, Yesus merasa bahwa semua yang mencintainya, termasuk Allah, tidak ada di sisinya.
Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani karena Dia merasa putus asa dan kehilangan harapannya. Ia merasa bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Allah. Ia merasa bahwa Dia harus melalui penderitaan yang sangat berat sendirian.
Namun, Yesus tahu bahwa Dia harus melewati penderitaan itu agar kita bisa diselamatkan. Ia tahu bahwa melalui penderitaan itu, semua yang mencintai Dia akan diselamatkan. Itulah mengapa Dia berseru Eli Eli Lama Sabakhtani. Yesus berseru karena Dia mengerti bahwa Dia harus menjalani penderitaan itu demi keselamatan umat manusia.
Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani dengan harapan agar kita bisa mengerti penderitaan-Nya dan menghargai pengorbanan-Nya. Dia berharap agar kita bisa mengingat bahwa Dia telah mengorbankan dirinya untuk keselamatan kita. Melalui penderitaan itu, semua yang mencintai Yesus bisa diselamatkan.
Ketika kita mendengar Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani, kita harus ingat bahwa Dia melakukan ini demi keselamatan kita. Kita harus menghargai pengorbanan-Nya dan mencintainya dengan tulus. Kita harus mengingat bahwa Yesus merupakan pengorbanan yang besar dan berharga bagi kita semua. Itulah mengapa Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani.
Daftar Isi :
- 1 Penjelasan Lengkap: Mengapa Yesus Berseru Eli Eli Lama Sabakhtani
- 1.1 1. Yesus adalah Anak Allah yang disembah dan diagungkan oleh orang-orang yang mencintainya.
- 1.2 2. Ungkapan Eli Eli Lama Sabakhtani berasal dari bahasa Ibrani yang berarti ‘Tuhanku, Tuhanku, Mengapa Engkau meninggalkan Aku?’.
- 1.3 3. Yesus merasa bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Allah ketika Dia menderita penderitaan yang luar biasa.
- 1.4 4. Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani karena Dia merasa putus asa dan kehilangan harapannya.
- 1.5 5. Yesus mengerti bahwa Dia harus melewati penderitaan itu agar kita bisa diselamatkan.
- 1.6 6. Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani dengan harapan agar kita bisa mengerti penderitaan-Nya dan menghargai pengorbanan-Nya.
- 1.7 7. Ketika kita mendengar Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani, kita harus ingat bahwa Dia melakukan ini demi keselamatan kita.
- 1.8 8. Kita harus menghargai pengorbanan-Nya dan mencintainya dengan tulus.
Penjelasan Lengkap: Mengapa Yesus Berseru Eli Eli Lama Sabakhtani
1. Yesus adalah Anak Allah yang disembah dan diagungkan oleh orang-orang yang mencintainya.
Yesus adalah Anak Allah yang disembah dan diagungkan oleh orang-orang yang mencintainya. Dia adalah Guru, Pembimbing, dan Berita Gembira bagi seluruh umat manusia. Dia telah berbicara dengan banyak orang tentang Bagaimana Tuhan mengangkat orang-orang dari dunia mereka untuk menjadi manusia yang lebih baik. Dia telah membimbing kita semua dari kegelapan ke terang.
Yesus juga merupakan manusia yang ditakdirkan untuk mengalami penderitaan dan kematian, dan itulah yang dia lakukan. Ketika dia sedang disalibkan di kayu salib, Yesus berseru, “Eli Eli Lama Sabakhtani?” yang berarti, “Ya Bapa, Ya Bapa, mengapa Engkau Tinggalkan Aku?” Inilah pertanyaan yang sering diajukan orang yang menanggung penderitaan dan ketidakadilan. Yesus bertanya-tanya mengapa Tuhan yang Maha Agung telah membiarkan dia mengalami penderitaan dan kematian.
Mengapa Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani? Dalam banyak hal, ini adalah tanda ketakutan dan kesedihan Yesus tentang situasi yang dia alami. Dia tahu bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, dan dia berada di tengah-tengahnya. Yesus memahami bahwa ketika dia mengalami penderitaan dan kematian, itu adalah tanda bahwa Tuhan telah meninggalkannya.
Kita tidak tahu pasti mengapa Tuhan telah meninggalkan Yesus, tetapi ada beberapa alasan yang dapat diungkapkan. Salah satunya adalah bahwa Tuhan ingin menunjukkan kepada orang-orang yang mencintai Yesus bahwa Dia telah menyediakan jalan yang jauh lebih baik bagi mereka. Ini adalah jalan yang akan menyelamatkan mereka dari penderitaan dan kematian.
Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kita harus siap untuk menjalani penderitaan dan kematian dalam nama Tuhan. Dia juga mengajarkan bahwa kita harus mencintai Tuhan dan mengikutinya sepenuh hati. Kita harus mengerti bahwa Tuhan telah menyediakan jalan yang jauh lebih baik bagi kita. Dengan mengikuti Yesus, kita dapat menemukan kebahagiaan dan kedamaian yang abadi.
Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani untuk mengingatkan semua orang tentang penderitaan yang dia alami dan menunjukkan bahwa kita harus siap untuk menjalani penderitaan dan kematian dalam nama Tuhan. Dia juga ingin mengingatkan semua orang tentang jalan yang jauh lebih baik yang telah disediakan Tuhan untuk menyelamatkan kita. Dengan mengikuti Yesus, kita dapat menemukan kebahagiaan dan kedamaian yang abadi.
2. Ungkapan Eli Eli Lama Sabakhtani berasal dari bahasa Ibrani yang berarti ‘Tuhanku, Tuhanku, Mengapa Engkau meninggalkan Aku?’.
Eli Eli Lama Sabakhtani adalah ungkapan yang dikatakan oleh Yesus saat Dia sedang mengalami kesengsaraan di atas kayu salib. Ungkapan ini berasal dari bahasa Ibrani yang berarti “Tuhanku, Tuhanku, Mengapa Engkau meninggalkan Aku?”.
Ungkapan ini merujuk kepada kesengsaraan yang dirasakan oleh Yesus saat Dia menghadapi kesulitan dan penderitaan di atas kayu salib. Yesus merasakan bahwa Tuhan mengabaikan, menolak, dan meninggalkan-Nya sehingga Dia merasa sendirian dan tidak punya siapa-siapa untuk menolong-Nya.
Ungkapan ini juga menggambarkan kesedihan Yesus ketika Dia menyadari bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Tuhan-Nya. Yesus merasakan bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Tuhan-Nya, meskipun Dia adalah Putra Tuhan dan telah melakukan segala sesuatu yang diinginkan oleh Tuhan.
Ungkapan ini juga menggambarkan kesedihan Yesus yang menyadari bahwa Dia harus melalui proses penderitaan dan kematian demi menyelamatkan manusia dari kutukan dosa. Yesus menyadari bahwa Dia harus mengorbankan-Nya sendiri agar manusia bisa diselamatkan.
Ungkapan ini juga menggambarkan kesedihan Yesus ketika Dia merasakan bahwa Dia harus menanggung beban tanggung jawab menyelamatkan manusia dari kutukan dosa. Yesus menyadari bahwa Dia harus mengorbankan-Nya sendiri agar manusia bisa diselamatkan.
Ungkapan ini menggambarkan keputusasaan Yesus ketika Dia merasa bahwa dia sudah melakukan segalanya yang diperintahkan oleh Allah, namun Dia tidak mendapatkan bantuan atau pertolongan dari Tuhan. Yesus merasa bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Tuhan-Nya.
Ungkapan ini juga menggambarkan ketidaksetujuan Yesus ketika Dia merasa bahwa Tuhan melakukan sesuatu yang salah dengan meninggalkan-Nya. Yesus merasa bahwa Tuhan telah meninggalkan-Nya dan tidak memenuhi janji-janji-Nya yang telah disampaikan kepada umat-Nya.
Ungkapan ini juga menggambarkan ketidakpuasan Yesus ketika Dia merasakan bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Tuhan-Nya. Yesus merasa bahwa Dia telah menjalankan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan, namun Dia tidak mendapatkan pertolongan atau bantuan dari Tuhan-Nya.
Ungkapan ini merupakan ungkapan yang menggambarkan kekecewaan Yesus ketika Dia merasa bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Tuhan-Nya. Ungkapan ini juga menggambarkan rasa ketidakpuasan Yesus ketika Dia merasa bahwa Dia telah melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan, namun tidak mendapatkan pertolongan atau bantuan dari Tuhan-Nya.
3. Yesus merasa bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Allah ketika Dia menderita penderitaan yang luar biasa.
Yesus mengucapkan kata-kata “Eli, Eli, lama sabakhtani” ketika Dia menderita di kayu salib. Kata-kata ini diambil dari Yerusalem, yang berarti “Ya Allah, Ya Allah, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Kata-kata ini menunjukkan bagaimana Yesus merasa bahwa Allah telah meninggalkan Dia dalam keadaan yang paling menderita.
Yesus merasa bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Allah ketika Dia menderita penderitaan yang luar biasa. Ia merasa seolah-olah Allah tidak lagi mendengarkan doa-doanya. Ia merasa seolah-olah Allah tidak lagi peduli dengan apa yang ia lalui. Ia tidak tahu mengapa Allah tidak lagi menjawab doa-doa-Nya. Ia merasa seolah-olah Allah telah meninggalkan-Nya di tengah penderitaan yang luar biasa.
Yesus menderita penderitaan yang luar biasa ketika Dia berada di kayu salib. Ia harus menanggung penderitaan fisik, psikologis, dan spiritual. Ia mendapatkan pukulan, cambukan, dan luka-luka, serta penghinaan dan pengutukan dari orang-orang yang berdiri di sekeliling-Nya. Ia juga harus menanggung kesepian dan kehilangan kasih sayang serta dukungan dari Allah. Ia bertanya-tanya mengapa Allah tidak lagi mendengarkan doanya.
Yesus mengucapkan kata-kata “Eli, Eli, lama sabakhtani” ketika Dia menderita di kayu salib. Kata-kata ini menunjukkan betapa sedihnya Yesus merasa bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Allah ketika Dia menderita penderitaan yang luar biasa. Kita bisa belajar dari kata-kata Yesus bahwa kita tidak harus merasa sendiri saat kita menghadapi masalah dan penderitaan. Kita harus mengingat bahwa Allah selalu ada dan selalu mendengar doa-doa kita.
4. Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani karena Dia merasa putus asa dan kehilangan harapannya.
Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani merupakan salah satu ayat dari Kitab Suci yang menggambarkan sebuah keadaan yang menyedihkan. Ayat ini berasal dari bagian akhir Perjanjian Lama, yang dikenal sebagai Zabur. Ini adalah salah satu bagian dari Perjanjian Baru yang ditulis oleh Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes. Ayat ini menggambarkan keadaan Yesus ketika Dia sedang menghadapi kesulitan dan kegagalan.
Dalam ayat ini, Yesus berseru, “Eli, Eli, Lama Sabakhtani?” yang berarti, “Tuhan, Tuhan, Mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Yesus mengutarakan keputusasaan dan penderitaannya ketika Dia merasakan bahwa Dia telah kehilangan harapannya. Dia merasa bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Allah dan bahwa Dia telah gagal dalam tugas-tugas yang telah diberikan kepadaNya. Ini menyebabkan Yesus merasa putus asa.
Yesus juga merasakan sakit hati dan kesedihan karena Dia telah gagal dalam tugas-tugas yang telah diberikan kepadaNya. Dia merasa bahwa Dia telah diabaikan dan dihina oleh semua orang di sekitarnya dan dianggap tak berarti oleh mereka. Dia merasa bahwa Dia tidak lagi memiliki tempat di dunia ini. Ini adalah rasa putus asa yang menyebabkan Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani.
Kesulitan dan kegagalan Yesus menyebabkan Dia merasa bahwa Dia telah gagal dalam tugas-tugas yang telah diberikan kepadaNya. Dia merasa bahwa Dia telah kehilangan harapannya. Dia berharap bahwa Dia masih akan dapat melakukan sesuatu untuk mengubah situasi yang sedang ia hadapi. Namun, saat ia merasa bahwa ia telah kehilangan harapannya, ia merasa putus asa dan berseru Eli Eli Lama Sabakhtani.
Kesimpulannya, Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani karena Dia merasa putus asa dan kehilangan harapannya. Dia merasa bahwa Dia telah diabaikan dan dihina oleh semua orang di sekitarnya dan dianggap tak berarti. Dia merasa bahwa Dia telah gagal dalam tugas-tugas yang telah diberikan kepadaNya. Ini menyebabkan Yesus merasa bahwa ia telah kehilangan harapannya dan merasa putus asa.
5. Yesus mengerti bahwa Dia harus melewati penderitaan itu agar kita bisa diselamatkan.
Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani pada saat Ia berada di kayu salib. Pada saat itu, Dia sedang menghadapi penderitaan yang luar biasa. Dialah yang harus menjalani penderitaan itu agar kita bisa diselamatkan.
Yesus menyadari bahwa Dia harus melewati penderitaan itu agar kita bisa diselamatkan. Ia mengerti bahwa Dia harus menjalankan tugas yang telah ditugaskan kepada-Nya oleh Bapa di surga. Dia harus menjalani penderitaan untuk menebus dosa-dosa dunia.
Yesus tahu bahwa Ia harus menanggung penderitaan yang luar biasa ini untuk menyelamatkan umat manusia. Ia mengerti bahwa Dia harus melewati penderitaan agar kita bisa mengerti kasih karunia Allah yang besar. Ia berseru Eli Eli Lama Sabakhtani sebagai bentuk tanda kepasrahan-Nya kepada kehendak Bapa-Nya.
Yesus telah mengambil tanggung jawab untuk menanggung penderitaan itu. Ia tahu bahwa Ia harus melewati penderitaan yang luar biasa itu untuk memberikan kita keselamatan. Ia berseru dengan tekad yang kuat agar kita bisa mengerti bahwa Ia mengambil bagian dalam penderitaan yang sangat besar ini agar kita bisa diselamatkan.
Yesus mengerti bahwa Ia harus melewati penderitaan itu agar kita bisa diselamatkan. Penderitaan-Nya membawa kita kepada pengampunan, kasih dan anugerah keselamatan. Ia berseru Eli Eli Lama Sabakhtani sebagai bentuk dari ketaatan-Nya kepada Bapa-Nya di surga untuk menebus dosa-dosa dunia. Ia mengerti bahwa Ia harus melalui penderitaan itu agar kita bisa diselamatkan.
6. Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani dengan harapan agar kita bisa mengerti penderitaan-Nya dan menghargai pengorbanan-Nya.
Yesus bertarung melawan rasa sakit dan penderitaan yang hebat saat Ia menderita di kayu salib. Ia berseru, “Eli, Eli, Lama Sabachthani,” yang kira-kira artinya, “Tuhan, Tuhan, mengapa Kau meninggalkan Aku?” dalam bahasa Ibrani.
Ini bukan hanya seruan yang berasal dari kesedihan, tetapi juga merupakan seruan untuk kita agar mengerti penderitaan yang dialami oleh Yesus. Dengan menyebut nama Tuhan dalam penderitaannya, Yesus mengingatkan kita bahwa Dia adalah Sang Penguasa yang Maha Agung dan Maha Kuasa. Ia adalah Sang Pencipta yang memiliki kendali atas semua yang terjadi di dunia ini.
Kemudian, Yesus berseru “Eli, Eli, Lama Sabachthani” dengan harapan agar kita bisa mengerti penderitaan-Nya dan menghargai pengorbanan-Nya. Ia ingin kita tahu bahwa Dia bersedia mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia. Ia ingin kita menyadari bahwa penderitaan-Nya adalah suatu pengorbanan yang besar yang kita semua harus menghargai.
Yesus juga ingin agar kita mengerti bahwa Dia adalah Tuhan yang mencintai kita dan menginginkan yang terbaik untuk kita. Dia berseru “Eli, Eli, Lama Sabachthani” untuk mengingatkan kita bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita. Dia selalu ada di sisi kita saat kita sedang mengalami kesulitan, dan Dia akan selalu memberikan kekuatan dan bantuan kepada kita.
Kita harus menghargai penderitaan dan pengorbanan Yesus dengan mencintai Tuhan dan semua orang yang ada di sekitar kita. Kita harus mengikuti contoh Yesus dan mengambil bagian dalam menyelamatkan dunia. Kita harus menjadi pengikut Yesus yang setia dan berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik.
Dengan cara ini, kita akan dapat menghormati penderitaan dan pengorbanan Yesus. Kita akan dapat mengerti bahwa Dia mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan kita. Kita juga akan dapat menghargai kasih sayang-Nya yang tak terbatas dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Kita bisa menghargai penderitaan dan pengorbanan Yesus dengan cara menjadi pengikut yang setia dan mencintai Tuhan dan semua orang yang ada di sekitar kita.
7. Ketika kita mendengar Yesus berseru Eli Eli Lama Sabakhtani, kita harus ingat bahwa Dia melakukan ini demi keselamatan kita.
Yesus berseru “Eli Eli Lama Sabakthani” sebagai pengingat akan keselamatan yang Dia berikan bagi kita. Peristiwa ini terjadi pada saat Yesus ditangkap untuk dihukum di salib. Yesus mengalami penderitaan, dan saat itu Dia berdoa untuk dibebaskan dari penderitaan yang Dia alami. Kata-kata yang Dia ucapkan tersebut berasal dari salah satu ayat dalam Kitab Mazmur, yaitu Mazmur 22:1.
Ketika Yesus berdoa, Dia mengingatkan bahwa Dia telah mengalami penderitaan di atas salib untuk membayar hukuman dosa bagi kita. Kita memiliki hak untuk menjadi bebas dari hukumannya, dan Yesus telah menggunakan doa-Nya untuk menebus kita dari hukuman yang pantas kita terima. Kata-kata “Eli Eli Lama Sabakthani” adalah simbol pengorbanan dan penderitaan Yesus yang telah Dia alami demi keselamatan kita.
Ketika kita mendengar Yesus berseru “Eli Eli Lama Sabakthani”, kita harus ingat bahwa Dia melakukan ini demi keselamatan kita. Kita harus mengingat bahwa Yesus telah mengorbankan dirinya sendiri untuk menebus dosa kita, dan kita harus menyadari bahwa Dia mengasihi kita sehingga rela melakukan apa pun demi keselamatan kita. Kata-kata “Eli Eli Lama Sabakthani” juga mengingatkan kita bahwa kita harus bersyukur atas kasih karunia yang telah Yesus berikan kepada kita. Kata-kata ini juga mengingatkan kita bahwa kita harus mengikuti jejak Yesus dan mengasihi sesama, karena Dia telah mengasihi kita.
Yesus berseru “Eli Eli Lama Sabakthani” untuk mengingatkan kita tentang kasih karunia yang Dia berikan. Yesus telah mengorbankan dirinya sendiri demi keselamatan kita, dan Dia ingin kita mengingat bahwa Dia telah melakukan hal ini demi kita. Dia ingin kita menyadari bahwa Dia mengasihi kita, dan kita harus mengikuti jejakNya dan mengasihi sesama, karena Dia telah mengasihi kita. Kata-kata ini juga mengingatkan kita bahwa kita harus bersyukur atas kasih karunia yang telah Yesus berikan kepada kita.
8. Kita harus menghargai pengorbanan-Nya dan mencintainya dengan tulus.
Yesus adalah salah satu tokoh terpenting dalam sejarah. Ia adalah Tuhan yang mengasihi manusia dan mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan mereka dari dosa. Sebagai Tuhan, Yesus memiliki kuasa untuk melindungi diri-Nya dari penderitaan dan kematian. Namun, Ia memutuskan untuk menyerahkan hidup-Nya demi mengeluarkan manusia dari belenggu dosa.
Ketika Yesus mengalami penderitaan yang tidak tertahankan di tiang salib, Ia berseru dengan suara yang lirih, “Eli, Eli, lama sabakhtani?”. Seringkali, ucapan ini disalahartikan sebagai pertanyaan, “Tuhan, Tuhan, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Jadi, apa maksud yang sebenarnya dari seruan tersebut?
Kata-kata Yesus, “Eli, Eli, lama sabakhtani?”, adalah kutipan dari salah satu ayat dalam Alkitab, yakni Mazmur 22:1. Yesus menggunakan kalimat tersebut untuk menunjukkan pengorbanan-Nya untuk menyelamatkan manusia. Ayat itu juga menyatakan bahwa Yesus merasa dikhianati dan ditinggalkan oleh Bapa-Nya.
Ketika Yesus berseru dengan suara lirih, “Eli, Eli, lama sabakhtani?”, Ia menekankan kepada orang-orang di sekitar-Nya bahwa Ia mengalami penderitaan yang luar biasa demi menebus dosa manusia. Seruan tersebut juga menyampaikan bahwa Yesus menyerahkan nyawa-Nya demi menyelamatkan manusia dari belenggu dosa.
Kita harus menghargai pengorbanan-Nya dan mencintainya dengan tulus. Artinya, kita harus mengasihi Yesus dengan sepenuh hati dan mengikuti ajaran-Nya. Kita juga harus menyadari bahwa kasih karunia yang telah Ia berikan kepada kita adalah salah satu bukti cinta-Nya yang tulus.
Dengan menghargai pengorbanan-Nya dan mencintainya dengan tulus, kita akan mendapatkan pengampunan dan anugerah kehidupan abadi. Yesus telah menyelamatkan kita dari belenggu dosa dan kita harus menghargai pengorbanan-Nya dengan mengasihi dan mengikuti ajaran-Nya. Itulah alasan mengapa kita harus menghargai pengorbanan-Nya dan mencintainya dengan tulus.