Perbedaan Spkn 2007 Dan 2017 –
Spkn 2007 dan Spkn 2017 merupakan dua standar kurikulum yang berbeda yang telah digunakan di sekolah-sekolah di Indonesia. Pada tahun 2007, Spkn 2007 mulai diterapkan untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada tahun 2017, Spkn 2017 mulai diterapkan untuk menggantikan Spkn 2007. Meskipun terdapat banyak persamaan antara kedua kurikulum ini, terdapat juga beberapa perbedaan yang signifikan.
Pertama, Spkn 2007 menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan dan pengetahuan. Sementara itu, Spkn 2017 lebih menekankan pada keterampilan berpikir dan keterampilan sosial. Dengan kata lain, Spkn 2017 bertujuan untuk membantu siswa memahami, menghargai, dan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan yang lebih luas dan menjadi lebih siap untuk masa depan.
Kedua, Spkn 2007 menekankan pada pelajaran berbasis konvensional. Ini berarti bahwa siswa diajarkan materi melalui buku teks, pengajaran dari guru, dan latihan yang diberikan dalam kelas. Sementara itu, Spkn 2017 menekankan pada pembelajaran berbasis kontekstual. Ini berarti bahwa siswa diajarkan melalui pengalaman langsung, proyek, dan diskusi. Pembelajaran berbasis kontekstual memungkinkan siswa untuk memahami materi dengan lebih baik dan membuat hubungan yang lebih kuat antara materi yang dipelajari dan lingkungan sekitarnya.
Ketiga, Spkn 2007 lebih menekankan pada aspek akademik. Hal ini berarti bahwa siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk lulus ujian dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sementara itu, Spkn 2017 lebih menekankan pada aspek non-akademik. Hal ini berarti bahwa siswa dapat mengembangkan keterampilan seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan kerja sama, dan kemampuan beradaptasi yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.
Keempat, Spkn 2007 menekankan pada proses instruksional. Ini berarti bahwa siswa diharapkan untuk mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru. Sementara itu, Spkn 2017 menekankan pada proses eksplorasi. Hal ini berarti bahwa siswa diharapkan untuk menemukan dan menguji pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri. Ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan berpikir yang lebih luas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa perbedaan signifikan antara Spkn 2007 dan Spkn 2017. Meskipun kedua kurikulum ini memiliki banyak persamaan, Spkn 2017 menekankan lebih pada keterampilan berpikir dan keterampilan sosial, serta menekankan pada pembelajaran berbasis kontekstual dan aspek non-akademik. Hal ini memungkinkan siswa untuk memahami materi dengan lebih baik dan mengembangkan keterampilan yang lebih luas untuk masa depan.
Daftar Isi :
- 1 Penjelasan Lengkap: Perbedaan Spkn 2007 Dan 2017
- 1.1 1. Spkn 2007 menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan dan pengetahuan, sedangkan Spkn 2017 menekankan pada keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.
- 1.2 2. Spkn 2007 menekankan pada pelajaran berbasis konvensional, sedangkan Spkn 2017 menekankan pada pembelajaran berbasis kontekstual.
- 1.3 3. Spkn 2007 menekankan pada aspek akademik, sedangkan Spkn 2017 menekankan pada aspek non-akademik.
- 1.4 4. Spkn 2007 menekankan pada proses instruksional, sedangkan Spkn 2017 menekankan pada proses eksplorasi.
Penjelasan Lengkap: Perbedaan Spkn 2007 Dan 2017
1. Spkn 2007 menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan dan pengetahuan, sedangkan Spkn 2017 menekankan pada keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.
Standar Pendidikan Nasional (SPN) adalah konsep berbasis kurikulum yang diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. SPN telah diubah dari tahun ke tahun untuk mencerminkan perubahan dalam dunia pendidikan dan untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja. Pada tahun 2007, SPN menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan dan pengetahuan. Pada tahun 2017, SPN mengalami perubahan signifikan dan menekankan pada keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.
Sebagai bagian dari perubahan SPN 2017, ada beberapa kompetensi yang ditambahkan, yang masing-masing memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan siswa. Kompetensi yang ditambahkan meliputi keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kreativitas, keterampilan teknologi informasi dan komunikasi, serta keterampilan berbahasa. Kompetensi ini ditambahkan untuk memberikan siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan pasar kerja.
Kompetensi berpikir terfokus pada kemampuan siswa untuk menganalisis, merencanakan, dan menyelesaikan masalah. Kompetensi ini mencakup keterampilan seperti berpikir kritis, berpikir kreatif, berpikir analitis, dan berpikir sistematis. Ini juga termasuk kemampuan untuk mengembangkan argumentasi dan membuat keputusan yang bijaksana. Tujuan dari kompetensi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir secara konstruktif dan untuk memberikan mereka dengan kemampuan untuk menghadapi situasi baru dan menyelesaikan masalah yang kompleks.
Kompetensi sosial merupakan aspek penting dari SPN 2017. Kompetensi ini mencakup keterampilan seperti komunikasi, keterbukaan, dan adaptasi. Ini juga termasuk kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, mengekspresikan pikiran, dan membangun hubungan yang berkelanjutan. Kompetensi sosial bertujuan untuk membantu siswa belajar bagaimana bekerja dengan orang lain, mengembangkan hubungan yang positif, dan bekerja dalam situasi yang berbeda. Tujuan dari keterampilan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.
Kompetensi kreativitas adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dengan cara yang inovatif dan kreatif. Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru, menggunakan strategi alternatif, dan mengembangkan solusi yang inovatif untuk masalah. Ini juga termasuk kemampuan untuk menciptakan dan mengekspresikan ide-ide baru, memperkuat kreativitas, dan memecahkan masalah dengan cara yang tidak biasa. Tujuan dari kompetensi ini adalah untuk memberikan siswa dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang inovatif dan kreatif.
Kompetensi teknologi informasi dan komunikasi adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi untuk menyelesaikan masalah dan mengkomunikasikan informasi. Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk menggunakan teknologi untuk mencari, mengolah, dan menyimpan informasi, serta mengkomunikasikan informasi dengan cara yang efektif. Tujuan dari kompetensi ini adalah untuk memberikan siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan teknologi dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif.
Kompetensi berbahasa merupakan kompetensi penting yang ditambahkan ke dalam SPN 2017. Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk menggunakan bahasa untuk komunikasi, menulis, dan berbicara. Ini juga termasuk kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan pikiran dengan bahasa yang benar. Tujuan dari kompetensi ini adalah untuk memberikan siswa dengan keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan pikirannya dengan benar.
Dalam kesimpulan, SPN 2017 telah mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan SPN 2007. SPN 2017 lebih menekankan pada keterampilan berpikir dan keterampilan sosial, serta kompetensi lain seperti kreativitas, teknologi informasi dan komunikasi, dan berbahasa. Ini bertujuan untuk memberikan siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan pasar kerja. Dengan demikian, SPN 2017 menawarkan siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di masa depan.
2. Spkn 2007 menekankan pada pelajaran berbasis konvensional, sedangkan Spkn 2017 menekankan pada pembelajaran berbasis kontekstual.
Peraturan Pendidikan Nasional (PPN) 2007 dan 2017 adalah konsep pendidikan yang berbeda yang mengarah kepada tujuan yang sama: meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kedua konsep ini memiliki perbedaan yang signifikan, terutama dalam menekankan pada pembelajaran berbasis konvensional dan kontekstual.
Pembelajaran berbasis konvensional adalah pembelajaran yang didasarkan pada buku teks, materi yang telah disusun secara terstruktur, dan juga tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran ini menekankan pada konsep dan hakikat dari materi yang dipelajari. Guru dapat menggunakan pendekatan konvensional untuk mengajarkan pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, diskusi kelompok, tugas, dan evaluasi. Di bawah PPN 2007, pendekatan ini lebih ditekankan dalam sistem pendidikan karena menekankan pada pengetahuan asas dan hakikat dari materi yang diajarkan.
Sementara itu, pembelajaran berbasis kontekstual adalah pembelajaran yang didasarkan pada kehidupan nyata dan konteks. Pembelajaran berbasis kontekstual ini menekankan pada penerapan pengetahuan dalam situasi nyata. Model pembelajaran ini menekankan pada aspek praktis dari materi yang dipelajari. Guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual untuk mengajarkan pelajaran dengan menggunakan metode proyek, simulasi, dan praktikum. Di bawah PPN 2017, pendekatan ini lebih ditekankan dalam sistem pendidikan karena menekankan pada aplikasi pengetahuan dalam situasi nyata.
Kesimpulannya, PPN 2007 menekankan pada pembelajaran berbasis konvensional, yang menekankan pada pengetahuan asas dan hakikat dari materi yang dipelajari. Di sisi lain, PPN 2017 menekankan pada pembelajaran berbasis kontekstual, yang lebih menekankan pada penerapan pengetahuan dalam situasi nyata. Oleh karena itu, kedua konsep ini berbeda namun tetap berfokus pada tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
3. Spkn 2007 menekankan pada aspek akademik, sedangkan Spkn 2017 menekankan pada aspek non-akademik.
Standar Pendidikan Nasional (SPN) 2007 dan 2017 merupakan dua versi yang berbeda dari standar pendidikan yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Indonesia. Kedua standar ini direvisi untuk memastikan bahwa standar pendidikan nasional di Indonesia tetap up to date dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, ada beberapa perbedaan antara SPN 2007 dan 2017. Salah satu perbedaan yang paling signifikan adalah bahwa SPN 2007 lebih menekankan aspek akademik, sementara SPN 2017 lebih menekankan aspek non-akademik.
Aspek akademik yang dimaksudkan di SPN 2007 adalah pengajaran dan pembelajaran di sekolah yang menekankan pada keterampilan akademis seperti membaca, menulis, dan menghitung. Hal ini mencakup aspek kurikulum seperti pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan sains. Pada dasarnya, SPN 2007 menekankan pada keterampilan akademis dan memastikan bahwa semua murid di Indonesia memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di pasar kerja.
Sedangkan SPN 2017 lebih menekankan aspek non-akademik daripada aspek akademik. Hal ini karena di usia sekarang, pengalaman belajar di sekolah harus ditambah dengan soft skill seperti keterampilan interpersonal, berpikir kritis, komunikasi, dan pemecahan masalah. SPN 2017 memastikan bahwa semua murid di Indonesia memiliki keterampilan non-akademik yang diperlukan untuk menjadi pemimpin masa depan. Selain itu, SPN 2017 juga menekankan pada pentingnya pendidikan karakter, sehingga semua murid di Indonesia diharapkan memiliki etika dan nilai-nilai moral yang baik.
Kedua standar pendidikan tersebut dapat dibedakan berdasarkan aspek akademik dan non-akademik. SPN 2007 lebih menekankan pada aspek akademik, sementara SPN 2017 lebih menekankan pada aspek non-akademik. Dengan ini, diharapkan semua murid di Indonesia memiliki kemampuan akademis dan non-akademik yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.
4. Spkn 2007 menekankan pada proses instruksional, sedangkan Spkn 2017 menekankan pada proses eksplorasi.
Peraturan Standar Pendidikan Nasional (SPKN) adalah dokumen yang mengatur kurikulum nasional di Indonesia. Dokumen ini berisi standar kompetensi yang harus dipenuhi oleh peserta didik agar dapat menyelesaikan pendidikan secara efektif. Peraturan tersebut juga berisi standar yang harus dipenuhi oleh guru dan sekolah agar pendidikan yang diberikan sesuai dengan standar nasional. Di Indonesia, SPKN telah diperbaharui pada tahun 2007 dan 2017. Meskipun perubahan ini tidak terlalu signifikan, namun ada beberapa perbedaan penting antara SPKN 2007 dan SPKN 2017.
Salah satu perbedaan utama antara SPKN 2007 dan SPKN 2017 adalah bagaimana proses belajar mengajar dilakukan. SPKN 2007 menekankan pada proses instruksional, di mana guru berperan sebagai pemberi instruksi dan peserta didik berperan sebagai penerima instruksi. Guru akan memberikan materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, dan peserta didik akan menyerap materi tersebut dan menguasainya. Proses instruksional sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti latar belakang sosial dan ekonomi peserta didik, keterampilan guru, dan situasi kelas.
Di sisi lain, SPKN 2017 lebih menekankan pada proses eksplorasi. Proses eksplorasi adalah proses di mana peserta didik diberi kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui pengalaman nyata. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Guru juga berperan sebagai pemandu bagi peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Proses eksplorasi menekankan pada aspek kreativitas dan inovasi, sehingga peserta didik dapat mempelajari materi dengan lebih baik.
Kesimpulannya, ada beberapa perbedaan penting antara SPKN 2007 dan SPKN 2017. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa SPKN 2007 lebih menekankan pada proses instruksional, sedangkan SPKN 2017 lebih menekankan pada proses eksplorasi. Perbedaan ini jelas terlihat dalam bagaimana guru dan peserta didik saling berinteraksi di kelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa SPKN terbaru mencoba untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan cara yang lebih kreatif dan inovatif.