BLOG  

Tabel Perbedaan Archaebacteria Dan Eubacteria

Tabel Perbedaan Archaebacteria Dan Eubacteria –

Tabel Perbedaan Archaebacteria Dan Eubacteria

Archaebacteria dan Eubacteria adalah dua jenis bakteri yang berbeda. Mereka memiliki beberapa karakteristik yang berbeda di antara satu sama lain. Pertama, struktur dasar dari kedua jenis bakteri berbeda. Struktur dari Archaebacteria terdiri dari sel yang berdinding peptidoglikan, sedangkan Eubacteria memiliki sel yang berdinding selulosa. Kedua, jenis asam nukleat yang digunakan oleh kedua jenis bakteri juga berbeda. Archaebacteria menggunakan asam nukleat asam ribonukleat (RNA), sedangkan Eubacteria menggunakan asam deoksiribonukleat (DNA). Ketiga, metabolisme dari kedua jenis bakteri juga berbeda. Archaebacteria memiliki metabolisme anaerobik, sedangkan Eubacteria memiliki metabolisme aerobik. Keempat, jenis habitat yang digunakan oleh kedua jenis bakteri juga berbeda. Archaebacteria dapat bertahan hidup di lingkungan yang sangat asam, panas, dan bertekanan tinggi, sedangkan Eubacteria dapat bertahan hidup di lingkungan normal.

Kelima, jenis protein yang digunakan oleh kedua jenis bakteri juga berbeda. Archaebacteria menggunakan protein terbuat dari asam aspartat, sedangkan Eubacteria menggunakan protein terbuat dari asam glutamat. Keenam, jenis karbohidrat yang digunakan oleh kedua jenis bakteri juga berbeda. Archaebacteria menggunakan karbohidrat terbuat dari asam ribonukleat, sedangkan Eubacteria menggunakan karbohidrat terbuat dari asam deoksiribonukleat. Ketujuh, jenis lipida yang digunakan oleh kedua jenis bakteri juga berbeda. Archaebacteria menggunakan lipida terbuat dari asam lemak tak jenuh, sedangkan Eubacteria menggunakan lipida terbuat dari asam lemak jenuh.

Tabel berikut menampilkan perbedaan dasar antara Archaebacteria dan Eubacteria:

Archaebacteria Eubacteria
Struktur Sel Struktur Sel
Dinding peptidoglikan Dinding selulosa
Jenis Asam Nukleat Jenis Asam Nukleat
Asam ribonukleat (RNA) Asam deoksiribonukleat (DNA)
Metabolisme Metabolisme
Anaerobik Aerobik
Habitat Habitat
Asam, panas, dan bertekanan tinggi Normal
Protein Protein
Asam aspartat Asam glutamat
Karbohidrat Karbohidrat
Asam ribonukleat Asam deoksiribonukleat
Lipida Lipida
Asam lemak tak jenuh Asam lemak jenuh

Dari tabel di atas, jelas bahwa Archaebacteria dan Eubacteria memiliki beberapa karakteristik yang berbeda satu sama lain. Kedua jenis bakteri ini telah membantu manusia dalam berbagai cara, termasuk pembuatan makanan, pembuatan obat, dan banyak lainnya. Oleh karena itu, kita harus menghargai dan melindungi kedua jenis bakteri tersebut agar tetap ada di bumi ini.

Daftar Isi :

Baca Juga :   Perbedaan Antara Teknologi Digital Dan Analog

Penjelasan Lengkap: Tabel Perbedaan Archaebacteria Dan Eubacteria

1. Archaebacteria dan Eubacteria adalah dua jenis bakteri yang berbeda.

Archaebacteria dan Eubacteria adalah dua jenis bakteri yang berbeda. Archaebacteria ditemukan di lingkungan yang ekstrim seperti air asin, air panas atau tanah asam, dan eubacteria ditemukan di lingkungan yang lebih normal seperti tanah, air dan dalam tubuh manusia. Struktur sel yang dimiliki kedua jenis bakteri ini juga berbeda. Archaebacteria memiliki struktur sel yang lebih sederhana dan ditandai dengan tidak memiliki membran membran sel atau struktur DNA yang kompleks, sedangkan struktur sel eubacteria lebih kompleks dan mencakup membran sel dan jaringan.

Kedua jenis bakteri ini juga berbeda dalam hal metabolisme. Archaebacteria memiliki metabolisme anaerobik, yang berarti mereka dapat bertahan tanpa oksigen, sedangkan eubacteria memiliki metabolisme aerobik, yang berarti mereka menggunakan oksigen untuk bertahan hidup. Meskipun keduanya menggunakan karbon sebagai sumber energi, cara yang digunakan keduanya berbeda. Archaebacteria menggunakan bentuk karbon seperti metana, sementara eubacteria menggunakan karbon dalam bentuk karbohidrat, lemak dan asam amino.

Meskipun ada perbedaan antara archaebacteria dan eubacteria, keduanya memiliki hubungan evolusioner yang erat. Keduanya merupakan bagian dari domain Archaea, yang merupakan kelompok evolusioner mikroba yang berasal dari organisme yang berusia ribuan tahun. Selain itu, keduanya juga memiliki beberapa struktur dan metabolisme yang sama, yang menunjukkan bahwa mereka berasal dari organisme yang sama.

2. Struktur dasar dari kedua jenis bakteri berbeda, dimana Archaebacteria memiliki sel yang berdinding peptidoglikan dan Eubacteria memiliki sel yang berdinding selulosa.

Kedua jenis bakteri, Archaebacteria dan Eubacteria, memiliki struktur dasar yang berbeda. Sel Archaebacteria memiliki dinding sel yang terbuat dari peptidoglikan. Peptidoglikan adalah senyawa polisakarida yang terdiri dari rantai ganda glikosida dan asam amino. Peptidoglikan ini sangat kuat dan stabil sehingga memungkinkan bakteri untuk bertahan di lingkungan yang asam. Selain itu, peptidoglikan juga mengandung molekul asam amino yang dapat mengikat air, yang membantu menjaga kelembaban sel.

Sel Eubacteria memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Selulosa adalah senyawa polisakarida yang mengandung rantai ganda glikosida, tetapi tidak mengandung asam amino. Selulosa ini lebih lemah dan tidak stabil dibandingkan peptidoglikan, sehingga memungkinkan bakteri untuk bertahan di lingkungan yang lebih basa. Selulosa juga membantu dalam mengendalikan osmosis, yaitu aliran air melewati sel.

Karena struktur dasar kedua jenis bakteri berbeda, maka respon dan toleransi terhadap lingkungan juga berbeda. Selain itu, kedua jenis bakteri juga memiliki metabolisme yang berbeda. Hal ini membuat kedua jenis bakteri mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda dan mencapai keseimbangan.

Baca Juga :   Perbedaan Waktu Jakarta Makassar

3. Jenis asam nukleat yang digunakan oleh kedua jenis bakteri juga berbeda, dimana Archaebacteria menggunakan asam nukleat asam ribonukleat (RNA), sedangkan Eubacteria menggunakan asam deoksiribonukleat (DNA).

Asam nukleat merupakan molekul biologis yang berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik dalam sel. Asam nukleat ini terdiri dari asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat DNA dan RNA berbeda satu sama lain dalam struktur kimia dan sifat-sifatnya.

Archaebacteria dan Eubacteria merupakan dua jenis bakteri yang berbeda. Mereka berbeda dalam berbagai karakteristik, termasuk jenis asam nukleat yang mereka gunakan. Archaebacteria menggunakan asam ribonukleat (RNA) sebagai asam nukleatnya. Ini berbeda dengan Eubacteria yang menggunakan asam deoksiribonukleat (DNA) sebagai asam nukleatnya.

Asam ribonukleat (RNA) dapat memiliki fungsi yang berbeda dalam sel. Contohnya, dapat digunakan untuk membawa informasi genetik, mengontrol sifat-sifat sel, dan berfungsi sebagai enzim. Asam deoksiribonukleat (DNA) dapat digunakan untuk menyimpan dan mengkode informasi genetik.

Kedua asam nukleat ini memiliki beberapa persamaan dalam komposisi kimia, tetapi mereka memiliki struktur yang berbeda. Asam ribonukleat (RNA) adalah bentuk yang lebih sederhana dari asam deoksiribonukleat (DNA). Asam ribonukleat (RNA) dapat dihasilkan dari asam deoksiribonukleat (DNA), tetapi tidak sebaliknya.

Dalam hal jenis asam nukleat yang digunakan, Archaebacteria dan Eubacteria memiliki perbedaan yang signifikan. Archaebacteria menggunakan asam ribonukleat (RNA) sebagai asam nukleatnya, sedangkan Eubacteria menggunakan asam deoksiribonukleat (DNA) sebagai asam nukleatnya.

4. Metabolisme dari kedua jenis bakteri juga berbeda, dimana Archaebacteria memiliki metabolisme anaerobik, sedangkan Eubacteria memiliki metabolisme aerobik.

Metabolisme adalah proses kegiatan biokimia dari organisme yang mengubah makanan menjadi energi dan bahan lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan. Ada dua jenis metabolisme yaitu aerobik dan anaerobik.

Metabolisme aerobik adalah metabolisme yang membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi dari makanan. Ini merupakan jenis metabolisme yang paling umum dan paling efisien, dan digunakan oleh hampir semua organisme yang hidup di bumi.

Metabolisme anaerobik adalah metabolisme yang tidak memerlukan oksigen untuk memproduksi energi dari makanan. Ini terjadi dalam organisme anaerob yang tidak dapat tumbuh dalam lingkungan yang mengandung oksigen.

Perbedaan utama antara Archaebacteria dan Eubacteria adalah metabolisme yang digunakan. Archaebacteria memiliki metabolisme anaerobik, yang berarti mereka tidak memerlukan oksigen untuk memproduksi energi. Ini berarti mereka hanya dapat tumbuh di lingkungan anaerob, seperti air asin dan tanah kering. Eubacteria memiliki metabolisme aerobik, yang berarti mereka memerlukan oksigen untuk memproduksi energi. Ini berarti mereka hanya dapat tumbuh di lingkungan yang mengandung oksigen, seperti air tawar dan tanah lembab.

Kedua jenis bakteri juga dapat menggunakan energi dari makanan untuk berbagai tujuan lain, seperti untuk membuat asam nukleat, protein, dan asam lemak. Namun, cara mereka menggunakan energi ini berbeda.

Dalam kesimpulannya, metabolisme dari Archaebacteria dan Eubacteria berbeda, dimana Archaebacteria memiliki metabolisme anaerobik, sedangkan Eubacteria memiliki metabolisme aerobik. Ini berarti bahwa kedua jenis bakteri hanya dapat tumbuh dalam lingkungan tertentu, dan mereka menggunakan energi dari makanan dengan cara yang berbeda.

Baca Juga :   Perbedaan Waktu Indonesia Dan New Zealand

5. Jenis habitat yang digunakan oleh kedua jenis bakteri juga berbeda, dimana Archaebacteria dapat bertahan hidup di lingkungan yang sangat asam, panas, dan bertekanan tinggi, sedangkan Eubacteria dapat bertahan hidup di lingkungan normal.

Kedua jenis bakteri yang berbeda, Archaebacteria dan Eubacteria, memiliki habitat yang berbeda juga. Archaebacteria dapat bertahan hidup di lingkungan yang sangat asam, panas, dan bertekanan tinggi. Hal ini diperbolehkan karena mereka memiliki jaringan sel yang unik dan lebih sederhana daripada eubacteria. Selain itu, mereka juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ekstrim dengan mengubah struktur sel dan mengatur metabolismenya. Misalnya, beberapa jenis archaebacteria dapat bertahan hidup di lingkungan yang bertekanan tinggi seperti laut dalam atau vulkanik.

Eubacteria, di sisi lain, dapat bertahan hidup di lingkungan normal. Mereka dapat bertahan hidup di berbagai jenis habitat, mulai dari tanah, air, dan lingkungan koloid. Mereka juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan mengubah struktur sel dan metabolisme. Selain itu, eubacteria juga dapat bertahan hidup di lingkungan kering dan asam, meskipun mereka lebih nyaman berada di lingkungan normal.

Kesimpulannya, Archaebacteria dapat bertahan hidup di lingkungan yang sangat asam, panas, dan bertekanan tinggi, sedangkan Eubacteria dapat bertahan hidup di lingkungan normal. Meskipun kedua jenis bakteri dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan mengubah struktur sel dan metabolisme, Archaebacteria lebih mampu bertahan hidup di lingkungan ekstrim.

6. Jenis protein yang digunakan oleh kedua jenis bakteri juga berbeda, dimana Archaebacteria menggunakan protein terbuat dari asam aspartat, sedangkan Eubacteria menggunakan protein terbuat dari asam glutamat.

Protein adalah suatu molekul yang berfungsi untuk mengatur berbagai macam fungsi biologis di dalam sel. Protein terdiri dari polipeptida yang terbuat dari asam amino, dimana setiap asam amino memiliki gugus R yang berbeda-beda. Gugus R tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu asam aspartat dan asam glutamat.

Kedua jenis bakteri, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria, menggunakan jenis protein yang berbeda. Archaebacteria menggunakan protein yang terbuat dari asam aspartat. Protein ini diketahui memiliki struktur yang lebih sederhana dibandingkan protein yang terbuat dari asam glutamat. Hal ini karena asam aspartat memiliki gugus R yang lebih sederhana, sehingga protein yang dihasilkan juga lebih sederhana.

Sedangkan Eubacteria menggunakan protein yang terbuat dari asam glutamat. Gugus R yang terdapat pada asam glutamat lebih kompleks daripada asam aspartat, sehingga protein yang dihasilkan juga lebih kompleks. Protein yang terbuat dari asam glutamat juga memiliki lebih banyak fungsi dibandingkan protein yang terbuat dari asam aspartat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Archaebacteria dan Eubacteria memiliki jenis protein yang berbeda. Archaebacteria menggunakan protein yang terbuat dari asam aspartat yang memiliki struktur yang lebih sederhana, sedangkan Eubacteria menggunakan protein yang terbuat dari asam glutamat yang struktur dan fungsi lebih kompleks.

Baca Juga :   Jelaskan Tentang Pengertian Pengadaan Administrasi Sarana Dan Prasarana

7. Jenis karbohidrat yang digunakan oleh kedua jenis bakteri juga berbeda, dimana Archaebacteria menggunakan karbohidrat terbuat dari asam ribonukleat, sedangkan Eubacteria menggunakan karbohidrat terbuat dari asam deoksiribonukleat.

Kedua jenis bakteri, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria, memiliki perbedaan dalam jenis karbohidrat yang digunakan. Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat yang digunakan oleh Archaebacteria berasal dari asam ribonukleat, sedangkan Eubacteria menggunakan karbohidrat berasal dari asam deoksiribonukleat.

Asam ribonukleat dihasilkan dari metabolisme yang disebut metanogenesis, yang terjadi pada Archaea. Metanogenesis merupakan proses anaerobik yang menghasilkan metana dan air dari karbon dioksida dan hidrogen. Asam ribonukleat yang dihasilkan dari metanogenesis dapat digunakan sebagai sumber energi untuk Archaebacteria.

Sedangkan, asam deoksiribonukleat dihasilkan dari metabolisme yang disebut glikolisis, yang terjadi pada Eubacteria. Glikolisis merupakan proses aerobik yang menghasilkan asam laktat, etanol, dan asam piruvat dari glukosa. Asam deoksiribonukleat yang dihasilkan dari glikolisis dapat digunakan sebagai sumber energi untuk Eubacteria.

Kedua jenis bakteri ini juga menggunakan berbagai jenis karbohidrat lain selain yang disebutkan di atas. Namun, Archaebacteria dan Eubacteria memiliki perbedaan dalam jenis karbohidrat yang umumnya digunakan. Asam ribonukleat yang digunakan oleh Archaebacteria, sementara asam deoksiribonukleat yang digunakan oleh Eubacteria.

8. Jenis lipida yang digunakan oleh kedua jenis bakteri juga berbeda, dimana Archaebacteria menggunakan lipida terbuat dari asam lemak tak jenuh, sedangkan Eubacteria menggunakan lipida terbuat dari asam lemak jenuh.

Lipid merupakan senyawa organik yang bersifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut organik. Lipid penting bagi kehidupan, karena berperan sebagai pembentuk membran sel, sebagai sumber energi, pelindung, dan sebagai penyimpan informasi genetik. Kedua jenis bakteri, Archaebacteria dan Eubacteria, menggunakan lipida yang berbeda.

Archaebacteria menggunakan lipida terbuat dari asam lemak tak jenuh. Lipida ini terdiri dari rantai C20 yang disebut ikanol (terutama 20:3ω6) dan juga rantai C22 yang disebut bakteriohopanol (terutama 22:5ω6). Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan kimia yang lebih lemah daripada asam lemak jenuh, sehingga lebih mudah ditembus oleh molekul-molekul lain. Selain itu, asam lemak tak jenuh biasanya lebih tahan terhadap panas dan kelembaban.

Sedangkan Eubacteria menggunakan lipida terbuat dari asam lemak jenuh. Lipida ini terdiri dari rantai C16 yang disebut triradikal (terutama 16:0 atau 16:1ω7) dan juga rantai C18 yang disebut fosfolipid (terutama 18:1ω7). Asam lemak jenuh memiliki ikatan kimia yang lebih kuat daripada asam lemak tak jenuh, sehingga lebih sulit ditembus oleh molekul-molekul lain. Namun, asam lemak jenuh juga bersifat lebih rentan terhadap panas dan kelembaban.

Kedua jenis lipida ini memiliki perbedaan yang signifikan dalam sifat kimia, struktur, dan fungsi. Perbedaan ini membuat Archaebacteria dan Eubacteria dapat tumbuh di lingkungan yang berbeda. Oleh karena itu, lipida yang digunakan oleh kedua jenis bakteri ini sangat penting untuk memastikan bahwa masing-masing bakteri dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close