Mengapa Kerajaan Malaka Tidak Dijuluki Sebagai Pusat Perdagangan Internasional

Mengapa Kerajaan Malaka Tidak Dijuluki Sebagai Pusat Perdagangan Internasional –

Mengapa Kerajaan Malaka Tidak Dijuluki Sebagai Pusat Perdagangan Internasional

Kerajaan Malaka merupakan salah satu kerajaan kuno di Asia Tenggara yang paling berpengaruh pada masa itu. Kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan internasional, karena mereka selalu memainkan peran penting dalam menciptakan jaringan perdagangan di Asia Tenggara selama abad ke-15. Walaupun kerajaan Malaka sering dianggap sebagai pusat perdagangan internasional, namun ternyata ia tidak berhasil mendapatkan julukan sebagai pusat perdagangan internasional.

Pertama-tama, kerajaan Malaka tidak mampu mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional karena adanya kekuatan luar yang mengganggu stabilitas politik di daerah tersebut. Pada masa itu, kerajaan Malaka mengalami banyak serangan dari kerajaan-kerajaan lain, terutama dari Portugis dan Belanda. Pada tahun 1511, Portugis berhasil menguasai Malaka dan membuatnya menjadi salah satu koloni terpenting mereka di Asia Tenggara. Pada saat yang sama, kekuatan Belanda juga semakin kuat dan mereka berhasil menguasai beberapa pulau di sekitar Malaka.

Kedua, kerajaan Malaka juga tidak dapat mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional karena adanya krisis ekonomi yang terjadi pada masa itu. Dengan adanya serangan dan penjajahan dari kerajaan lain, kerajaan Malaka mengalami kemerosotan ekonomi yang sangat parah. Hal ini membuat penduduk setempat tidak dapat lagi menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mempertahankan kehidupan mereka. Selain itu, dengan adanya serangan dari luar juga menyebabkan banyak perusahaan dan pedagang asing yang berhenti melakukan transaksi di daerah tersebut.

Ketiga, kerajaan Malaka juga tidak dapat mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional karena adanya perubahan sistem politik yang terjadi pada masa itu. Pada masa ini, kerajaan Malaka telah mengalami banyak perubahan sistem pemerintahannya, sehingga tidak lagi mampu menciptakan jaringan perdagangan yang kokoh. Ini membuat kerajaan Malaka kehilangan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional yang paling kuat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kerajaan Malaka tidak berhasil mendapatkan julukan sebagai pusat perdagangan internasional karena adanya beberapa faktor, seperti adanya kekuatan luar yang mengganggu stabilitas politik di daerah tersebut, adanya krisis ekonomi yang terjadi pada masa itu, dan adanya perubahan sistem politik yang terjadi pada masa itu. Semua faktor tersebut mendorong kerajaan Malaka kehilangan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional. Namun, meskipun kerajaan Malaka tidak berhasil mendapatkan julukan sebagai pusat perdagangan internasional, namun ia masih memainkan peran penting dalam menciptakan jaringan perdagangan di Asia Tenggara selama abad ke-15.

Penjelasan Lengkap: Mengapa Kerajaan Malaka Tidak Dijuluki Sebagai Pusat Perdagangan Internasional

– Kerajaan Malaka merupakan salah satu kerajaan kuno di Asia Tenggara yang paling berpengaruh pada masa itu

Kerajaan Malaka merupakan salah satu kerajaan kuno di Asia Tenggara yang paling berpengaruh pada masa itu. Kerajaan ini terletak di pantai barat laut Semenanjung Malaya, yang berdiri antara tahun 1400 dan 1511. Kerajaan Malaka menjadi salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara dan menjadi pusat jalur perdagangan antarabangsa yang signifikan. Namun, meskipun kerajaan ini terkenal sebagai pusat perdagangan internasional, ia tidak pernah diberi label sebagai pusat perdagangan internasional.

Baca Juga :   Jelaskan Cara Darah Mengangkut Co2 Dalam Tubuh

Meskipun kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan internasional, ada beberapa alasan mengapa ia tidak diberi label sebagai pusat perdagangan internasional. Pertama, kerajaan Malaka berhadapan dengan masalah pemerintahan yang tidak stabil. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa, yang membuatnya sulit bagi para pedagang untuk memperoleh perlindungan hukum yang layak. Akibatnya, kerajaan ini tidak dapat menarik pedagang dari luar negara untuk menjadi bagian dari jalur perdagangan internasional-nya.

Kedua, kerajaan Malaka berhadapan dengan masalah politik. Pada masa itu, kerajaan ini mengalami banyak perselisihan antara raja dan para pembesar. Ini membuat kerajaan ini tidak dapat mempertahankan stabilitas politik dan kondisi yang diperlukan untuk menarik pedagang dari luar negara.

Ketiga, kerajaan Malaka tidak memiliki alat untuk menarik pedagang dari luar negara. Pada masa itu, negara-negara lain telah mengembangkan teknologi dan alat untuk menarik pedagang dari luar negeri, namun kerajaan Malaka tidak memiliki alat seperti itu. Akibatnya, kerajaan ini tidak dapat menarik pedagang dari luar negeri untuk menjadi bagian dari jalur perdagangannya.

Keempat, kerajaan Malaka berhadapan dengan masalah lingkungan. Pada masa itu, negara-negara lain juga mengembangkan teknologi dan alat untuk menangani masalah lingkungan, namun kerajaan Malaka tidak dapat menangani masalah lingkungan dengan baik. Akibatnya, tidak ada pedagang yang ingin berdagang di negara ini.

Kelima, kerajaan Malaka berhadapan dengan masalah keamanan. Pada masa itu, negara-negara lain telah mengembangkan sistem keamanan untuk melindungi pedagang dari bahaya, namun kerajaan Malaka tidak dapat melakukan hal yang sama. Akibatnya, kerajaan ini tidak dapat menarik pedagang dari luar negeri untuk menjadi bagian dari jalur perdagangannya.

Karena alasan di atas, kerajaan Malaka tidak diberi label sebagai pusat perdagangan internasional. Meskipun kerajaan ini terkenal sebagai pusat perdagangan internasional, ia tidak memiliki alat yang diperlukan untuk menarik pedagang dari luar negeri, tidak stabil dan berhadapan dengan masalah pemerintahan, politik, lingkungan, dan keamanan. Akibatnya, kerajaan ini tidak dapat menarik pedagang dari luar negeri untuk menjadi bagian dari jalur perdagangannya.

– Walaupun kerajaan Malaka sering dianggap sebagai pusat perdagangan internasional, namun ternyata ia tidak berhasil mendapatkan julukan sebagai pusat perdagangan internasional

Kerajaan Malaka adalah sebuah kerajaan yang berdiri di pantai timur semenanjung Malaysia sejak abad ke-15 hingga awal abad ke-17. Kerajaan ini menjadi salah satu kerajaan Melayu terbesar di Asia Tenggara dan dianggap sebagai pusat perdagangan internasional. Namun, meskipun kerajaan Malaka sering dianggap sebagai pusat perdagangan internasional, ia tidak berhasil mendapatkan julukan tersebut.

Kerajaan Malaka berhasil menarik pengusaha, pedagang, dan pelaut dari seluruh dunia untuk berkunjung dan berdagang di sana. Perdagangan di kerajaan Malaka meliputi bahan makanan, tekstil, logam, kuningan, perhiasan, kosmetik, dan banyak lagi. Namun, mereka juga menjual senjata dan peralatan militer. Hal ini menarik pedagang dari berbagai negara untuk datang dan melakukan perdagangan di Malaka, yang membuatnya menjadi pusat perdagangan internasional.

Meskipun kerajaan Malaka sering dianggap sebagai pusat perdagangan internasional, ia tidak berhasil mendapatkan julukan tersebut. Ini karena beberapa faktor, antara lain:

Pertama, Malaka tidak memiliki kekuatan militer yang cukup untuk melindungi dirinya dari serangan musuh. Jika musuh berhasil menyerang, maka kerajaan tidak akan mampu mempertahankan perdagangan internasional yang menjadi sumber daya ekonomi utamanya.

Kedua, Malaka tidak memiliki akses ke laut yang cukup luas. Ini berarti bahwa ia tidak dapat mengatur perdagangan laut secara efektif. Ini berarti bahwa Malaka tidak mampu memanfaatkan pasar luas yang ditawarkan oleh laut.

Ketiga, Malaka juga tidak memiliki sumber daya keuangan yang kuat. Ini berarti bahwa mereka tidak dapat mengatur perdagangan internasional dengan baik. Sebuah kerajaan yang kuat secara finansial akan dapat mengatur harga produk secara efektif, mempromosikan produk, dan mengatur logistik perdagangan internasional secara efektif.

Baca Juga :   Jelaskan Aspek Aspek Yang Terdapat Pada Ruang Lingkup Informatika

Keempat, kurangnya stabilitas politik di Malaka juga menghalangi usahanya untuk mendapatkan julukan sebagai pusat perdagangan internasional. Stabilitas politik adalah sangat penting bagi stabilitas ekonomi dan perdagangan internasional.

Dari faktor di atas, dapat disimpulkan bahwa meskipun kerajaan Malaka sering dianggap sebagai pusat perdagangan internasional, namun ia tidak berhasil mendapatkan julukan tersebut. Kerajaan Malaka memiliki kekuatan militer yang lemah, tidak memiliki akses yang cukup untuk mengatur perdagangan laut, sumber daya keuangan yang kurang kuat, dan stabilitas politik yang buruk. Hal ini menghalangi usaha kerajaan untuk mendapatkan julukan sebagai pusat perdagangan internasional.

– Kerajaan Malaka tidak mampu mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional karena adanya kekuatan luar yang mengganggu stabilitas politik di daerah tersebut

Kerajaan Malaka merupakan salah satu kerajaan paling berpengaruh di Asia Tenggara pada abad ke-15. Ia menjadi salah satu pusat perdagangan internasional terpenting di kawasan ini. Namun, pada abad ke-16, posisinya sebagai pusat perdagangan internasional mulai berkurang. Hal ini disebabkan oleh adanya kekuatan luar yang mengganggu stabilitas politik di daerah tersebut.

Kerajaan Malaka merupakan salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-15. Ia menguasai jalur perdagangan antara Asia dan Eropa, yang membuatnya menjadi salah satu pusat perdagangan internasional terpenting di kawasan tersebut. Antara tahun 1400-1500, Kerajaan Malaka menjadi pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Ia menjadi tempat bertemu dan berdagang bagi para pedagang dari India, China, Jepang, Tiongkok, dan Eropa.

Namun, pada abad ke-16, kekuatan luar mulai mengganggu stabilitas politik di daerah ini. Pada tahun 1511, Portugis menyerang Kerajaan Malaka dengan kekuatan yang kuat. Ini mengakibatkan kerajaan tersebut kehilangan kekuatannya dan menurunkan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional. Setelah itu, Portugis mengambil alih posisi Malaka dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan utama di Asia Tenggara.

Selain kekuatan luar, beberapa faktor lain juga berkontribusi terhadap penurunan posisi Malaka sebagai pusat perdagangan internasional. Beberapa faktor ini termasuk pengaruh politik, ekonomi, dan sosial, serta perubahan aliran perdagangan. Ini menyebabkan para pedagang mulai meninggalkan Kerajaan Malaka dan pindah ke tempat lain yang lebih aman.

Kesimpulannya, Kerajaan Malaka tidak mampu mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional karena adanya kekuatan luar yang mengganggu stabilitas politik di daerah tersebut. Hal ini juga didukung oleh beberapa faktor lain, seperti perubahan politik, ekonomi, dan sosial, serta perubahan aliran perdagangan. Hal ini menyebabkan para pedagang mulai meninggalkan Kerajaan Malaka dan pindah ke tempat lain yang lebih aman. Akibatnya, posisi Malaka sebagai pusat perdagangan internasional mulai berkurang.

– Kerajaan Malaka juga tidak dapat mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional karena adanya krisis ekonomi yang terjadi pada masa itu

Kerajaan Malaka adalah kerajaan Melayu yang berdiri dari abad ke-15 hingga ke-17. Kerajaan ini mencapai kemajuan luar biasa dalam bidang ekonomi dan budaya, menjadikannya sebagai salah satu pusat perdagangan internasional terbesar di Asia Tenggara. Kerajaan Malaka menjadi pusat perdagangan internasional yang kuat selama berabad-abad, menarik pedagang dari berbagai negara dan menciptakan kemakmuran yang luar biasa.

Walaupun kerajaan Malaka telah mencapai kemajuan luar biasa dalam bidang ekonomi, itu tidak dapat dipertahankan sebagai pusat perdagangan internasional. Pada masa itu, ada banyak faktor yang telah mempengaruhi kemunduran kerajaan Malaka sebagai pusat perdagangan internasional. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi adalah krisis ekonomi yang terjadi di era kerajaan Malaka.

Krisis ekonomi terjadi di era kerajaan Malaka karena beberapa alasan. Pertama, perdagangan yang terjadi di kerajaan Malaka banyak terpengaruh oleh perubahan politik. Pada masa itu, kerajaan Malaka berada dalam konflik dengan beberapa kerajaan lain di Asia Tenggara. Peristiwa ini menyebabkan terganggunya arus perdagangan dengan beberapa negara, menyebabkan kerajaan Malaka mengalami kerugian ekonomi.

Kedua, kerajaan Malaka mengalami perubahan demografi yang signifikan. Pada masa itu, banyak pedagang yang pindah dari kerajaan Malaka ke negara-negara lain di Asia Tenggara untuk mencari peluang usaha. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi kerajaan Malaka.

Baca Juga :   Bagaimana Peran Pendidikan Mitigasi Bencana Terhadap Masyarakat

Ketiga, kerajaan Malaka mengalami konflik militer dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara. Konflik militer ini menyebabkan banyak pelabuhan di kerajaan Malaka ditutup, menyebabkan gangguan pada arus perdagangan internasional. Hal ini juga menyebabkan kerajaan Malaka kesulitan untuk mengimpor barang-barang dari luar.

Keempat, kerajaan Malaka juga menghadapi masalah ketenagakerjaan. Pada masa itu, banyak lulusan tingkat menengah yang mencari pekerjaan, dan kurangnya pekerjaan yang tersedia di kerajaan Malaka menyebabkan banyak lulusan yang tidak dapat menemukan pekerjaan. Hal ini juga menyebabkan penurunan produktivitas dan penurunan ekonomi di kerajaan Malaka.

Kesimpulannya, kerajaan Malaka tidak dapat mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional karena adanya krisis ekonomi yang terjadi pada masa itu. Kombinasi dari faktor-faktor di atas menyebabkan kerajaan Malaka mengalami penurunan ekonomi yang signifikan dan menjadi tidak kompetitif. Akibatnya, kerajaan Malaka tidak dapat menjadi pusat perdagangan internasional.

– Kerajaan Malaka juga tidak dapat mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional karena adanya perubahan sistem politik yang terjadi pada masa itu

Kerajaan Malaka adalah sebuah kerajaan pada abad ke-15 yang berdiri di Lautan Hindia, yang menjadi pusat perdagangan internasional di Asia Tenggara. Kerajaan Malaka adalah salah satu kerajaan terbesar di kawasan ini dan telah lama menjadi pusat perdagangan internasional. Ia telah menjadi pusat perdagangan antara India, Cina, Arab, dan Eropa.

Namun, dalam beberapa abad terakhir, pusat perdagangan internasional ini tidak dapat dipertahankan. Ini disebabkan oleh banyak alasan, salah satunya adalah perubahan sistem politik yang terjadi pada masa itu. Pada abad ke-16, Portugis berhasil mengambil alih kekuasaan atas Kerajaan Malaka. Ini menyebabkan banyak perubahan dalam sistem politik dan ekonomi. Portugis memperkuat kedudukannya di wilayah ini dengan menciptakan jaringan perdagangan yang lebih luas dan kuat.

Ini membuat Kerajaan Malaka kehilangan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional. Portugis menggunakan kedudukannya di Lautan Hindia untuk mengontrol perdagangan dan mencari keuntungan. Mereka juga menggunakan wilayah ini sebagai basis untuk menaklukkan daerah-daerah di sekitarnya. Ini menyebabkan banyak daerah yang berbatasan dengan Kerajaan Malaka mengalami keterpurukan ekonomi.

Selain itu, perubahan sistem politik juga mempengaruhi pembangunan infrastruktur di Kerajaan Malaka. Portugis tidak memperhatikan pembangunan infrastruktur di wilayah ini, yang menyebabkan perdagangan internasional menjadi lebih sulit. Hal ini membuat kawasan ini tidak nyaman bagi para pedagang asing. Selain itu, perang-perang yang terjadi antara Portugis dan Belanda juga memiliki dampak buruk bagi perdagangan internasional di Kerajaan Malaka.

Kerajaan Malaka juga tidak dapat mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional karena adanya perubahan sistem politik yang terjadi pada masa itu. Perubahan sistem politik yang terjadi menyebabkan banyak perubahan dalam sistem ekonomi, infrastruktur, dan perang-perang yang terjadi. Ini membuat Kerajaan Malaka tidak lagi menjadi pusat perdagangan internasional. Hal ini menyebabkan daerah-daerah lain, seperti Aceh, Jawa, dan Banten, menjadi pusat perdagangan internasional di Asia Tenggara.

– Akibat semua faktor tersebut, kerajaan Malaka kehilangan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional

Kerajaan Malaka adalah sebuah kerajaan Melayu yang berpusat di pantai timur Semenanjung Malaysia. Pada masa keemasannya, Kerajaan Malaka adalah pusat perdagangan antarabangsa yang penting di Asia Tenggara. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan internasional karena posisinya yang strategis yang memungkinkan akses mudah ke berbagai tempat di Asia Tenggara, India, dan Cina.

Selama beberapa abad, Kerajaan Malaka sukses mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional. Namun, pada akhir abad ke-15, kerajaan ini mulai kehilangan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti masalah politik, ekonomi, militer, dan sosial.

Pertama, kerajaan Malaka mengalami masalah politik yang signifikan. Pada tahun 1402, sebuah kerajaan lokal dari India datang ke Malaka dan menguasai daerah tersebut. Ini menyebabkan kerajaan Malaka kehilangan kekuasaan dan menjadi jauh lebih lemah. Selain itu, kerajaan Malaka juga menjadi sasaran serangan dari berbagai kekuatan internasional seperti Belanda, Inggris, dan Portugis.

Kedua, kerajaan Malaka juga menghadapi masalah ekonomi. Dengan kehilangan kekuasaannya, kerajaan ini tidak lagi mampu mengontrol dan mengatur perekonomiannya. Ini menyebabkan banyak pedagang yang berpindah ke daerah lain yang lebih stabil. Selain itu, dengan semakin banyaknya pesaing, kerajaan Malaka tidak lagi mampu bersaing dengan daerah lain yang lebih baik dalam hal perdagangan internasional.

Baca Juga :   Jelaskan Mengenai Evaluasi Eksternal

Ketiga, perdagangan internasional kerajaan Malaka juga terhambat oleh masalah militer. Pada tahun 1511, Portugis menyerang kerajaan Malaka dan menguasainya. Portugis juga menutup pelabuhan Malaka dan menghalangi kapal-kapal dari berlabuh di sana. Akibatnya, banyak perdagangan internasional yang terhambat.

Keempat, masalah sosial juga menghalangi perdagangan internasional kerajaan Malaka. Setelah Portugis menguasai Malaka, masyarakat di daerah tersebut mengalami masalah sosial. Penduduk asli di daerah tersebut diusir dari rumah mereka. Ini menyebabkan banyak pedagang dan pengusaha yang meninggalkan daerah tersebut untuk mencari tempat yang lebih aman untuk berdagang.

Akibat semua faktor tersebut, kerajaan Malaka kehilangan posisinya sebagai pusat perdagangan internasional. Sejak saat itu, daerah lain di Asia Tenggara mengambil alih sebagai pusat perdagangan internasional dan Malaka tidak lagi berperan penting dalam perdagangan internasional. Akhirnya, setelah berabad-abad, kerajaan Malaka berakhir dan daerah lain mengambil alih sebagai pusat perdagangan internasional.

– Namun, meskipun kerajaan Malaka tidak berhasil mendapatkan julukan sebagai pusat perdagangan internasional, ia masih memainkan peran penting dalam menciptakan jaringan perdagangan di Asia Tenggara selama abad ke-15

Kerajaan Malaka merupakan salah satu kerajaan yang paling terkenal di Asia Tenggara abad ke-15. Kerajaan ini terletak di pantai barat Pulau Sumatera dan merupakan pusat perdagangan penting antara India dan China. Meskipun kerajaan Malaka memiliki akses ke laut yang luas, namun ia tidak dapat mempertahankan julukan sebagai pusat perdagangan internasional.

Kekalahan kerajaan Malaka dalam menjuluki sebagai pusat perdagangan internasional disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kerajaan Malaka tidak memiliki sumber daya alam yang cukup untuk mendukungnya. Meskipun ia memiliki akses ke laut, namun ia tidak dapat memanfaatkannya secara optimal karena kurangnya hasil dari laut. Selain itu, kerajaan Malaka juga tidak memiliki akses ke sumber daya mineral dan sumber daya energi yang cukup untuk membangun dan mempertahankan perdagangan internasional.

Kedua, kerajaan Malaka juga menghadapi persaingan dari kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan lain, seperti Majapahit, Brunei, dan Thailand, juga memiliki akses ke laut dan sumber daya alam yang cukup untuk mendukung perdagangan internasional mereka. Hal ini membuat persaingan menjadi sangat ketat dan membuat kerajaan Malaka sulit untuk mencapai julukan sebagai pusat perdagangan internasional.

Ketiga, kerajaan Malaka juga menghadapi banyak serangan dari kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara. Serangan ini mengganggu jaringan perdagangan kerajaan Malaka, yang pada akhirnya membuatnya sulit untuk mempertahankan julukan sebagai pusat perdagangan internasional.

Namun, meskipun kerajaan Malaka tidak berhasil mendapatkan julukan sebagai pusat perdagangan internasional, ia masih memainkan peran penting dalam menciptakan jaringan perdagangan di Asia Tenggara selama abad ke-15. Meskipun kerajaan Malaka tidak memiliki sumber daya alam dan kekuatan militer yang cukup untuk mencapai julukan sebagai pusat perdagangan internasional, namun ia masih dapat memainkan peran penting dalam menciptakan jaringan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara. Dengan jaringan perdagangan yang terbentuk, kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara dapat memanfaatkan perdagangan yang diciptakan oleh kerajaan Malaka untuk mendukung perekonomian mereka.

Kerajaan Malaka juga memainkan peran penting dalam menciptakan jaringan perdagangan di Asia Tenggara dengan menciptakan hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain. Dengan menciptakan hubungan diplomatik, kerajaan Malaka dapat bertukar informasi dan produk dagang dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara. Hal ini membantu kerajaan Malaka untuk menciptakan jaringan perdagangan yang berfungsi dengan baik di Asia Tenggara.

Namun demikian, meskipun kerajaan Malaka telah memainkan peran penting dalam menciptakan jaringan perdagangan di Asia Tenggara, namun ia tidak berhasil mendapatkan julukan sebagai pusat perdagangan internasional. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya sumber daya alam, persaingan dari kerajaan-kerajaan lain, dan serangan dari kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close